pengawetan bahan makanan dengan cara Pelilinan (Wax)
ILMU BAHAN MAKANAN
PERLAKUAN PENGAWETAN
BAHAN MAKAN (Pelilinan)
oleh : May Anggraini .S (111131018)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURABAYA
PRODI S-I ILMUGIZI
SURABAYA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Pangan
secara umum bersifat mudah rusak (perishable), karena kadar air yang terkandung
di dalamnya sebagai faktor utama penyebab kerusakan pangan itu sendiri. Semakin
tinggi kadar air suatu pangan, akan semakin besar kemungkinan kerusakannya baik
sebagai akibat aktivitas biologis internal (metabolisme) maupun masuknya
mikroba perusak. Kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan apakah makanan tersebut masih pantas dikonsumsi,
secara tepat sulit dilaksanakan karena melibatkan faktor-faktor nonteknik,
sosial ekonomi, dan budaya suatu bangsa. Idealnya, makanan tersebut harus:
bebas polusi pada setiap tahap produksi dan penanganan makanan, bebas dari
perubahan-perubahan kimia dan fisik, bebas mikroba dan parasit yang dapat
menyebabkan penyakit/pembusukan(Winarno,1993).
Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1996 menyatakan bahwa
kualitas pangan yang dikonsumsi harus memenuhi beberapa kriteria, di antaranya
adalah aman, bergizi, bermutu, dan dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat.
II.
Rumusan Masalah
Bersadarkan
latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan diatas maka maka penulis
mengidentifikasi permasalahan yakni :
Ø
Apa itu perlakuan tambahan makanan?
Ø
Bagaimana proses perlakuan tambahan pelilinan pada bahan makanan?
Ø
Apakah makanan yang ditambahkan tidak
membahayakan kesehatan?
Ø
Apa tujuan Perlakuan Tambahan makanan?
Ø
Apa saja Contoh sayur
dan buah yang di
beri perlakuan Tambahan ?
Ø
Berapa Lama simpanan sayur dan buah setelah diberi perlakuan tambahan?
Ø
Apa saja mekanisme perlakuan tambahan?
Ø
Jenis-jenis pelilinan?
BAB II
Pembahasan
Pembahasan
A.
Pengertian Perlakuan Tambahan Makanan
Perlakuan Tambahan makanan adalah suatu proses penambahan
zat lain baik yang bersifat alami atau kimiawi yang bertujuan untuk
membuat suatu makanan menjadi lebih tahan lama bila dibadingkan dengan
biasanya.
B.
Tujuan
diadakannya perlakuan tambahan dengan pelilinanan.
Tujuan
utama pelilinan adalah untuk memperbaiki penampilan buah agar lebih menarik, sekaligus
dapat memperpanjang daya simpan. Buah hasil pelilinan akan lebih berkilap, kelayuan
dan keriput pada kulit juga dihambat. Pelilinan juga dapat berfungsi untuk
mengurangi susut bobot, menutupi luka-luka atau goresan-goresan kecil pada
permukaan buah, mencegah timbulnya jamur, busuk dan perubahan warna buah,
karena dalam aplikasinya pelilinan sering dibarengi dengan pemberian fungisida,
bakterisida atau zat pengatur tumbuh.
C. Jenis - Jenis pelilinan (wax)
Pelilinan
tradisional dilakukan dengan menggunakan minyak biji kapas atau minyak kacang
namun sekarang cara yang umum dilakukan adalah dengan menggunakan emulsi lilin.
Lilin (wax) merupakan ester dari asam lemak berantai panjang dengan
alkohol monohidrat berantai panjang atau sterol. Lilin yang digunakan untuk
pelapisan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu :
·
tidak
mempengaruhi bau dan rasa buah,
·
cepat
kering,tidak lengket,dan tidak mudah pecah,
·
mengkilap,licin,tipis,dan
tidak mengandung racun,
·
harganya
murah dan mudah diperoleh.
Pemanfaatan
pelilinan pada buah yang baru di panen. Biasanya dilakukan pada pedagang buah
atau untuk buah Ekspor / Impor. Khusus Ekspor / Impor, buah hasil panen
terdahulu itu kemungkinan besar diawetkan terlebih dulu sebelum dikirim ke
negara tujuan. Biasanya, buah tersebut dilapisi dengan sejenis lilin ini akan
menghambat penguapan saat proses pembusukan buah. Lapisan lilin biasanya
ditemui pada buah impor seperti jeruk, apel, pear, mangga dll.
Sebelum
pelilinan, buah-buahan dicuci bersih dengan busa lembut untuk menghilangkan
kotoran-kotoran pada permukaan kulit, kemudian ditiriskan hingga kering. Teknik
yang paling popular atau komersial adalah penyemprotan atau dicelupkan. Setelah
pelilinan, buah ditiriskan terlebih dahulu sebelum disimpan atau dipasarkan. Pelilinan
biasanya dibarengi dengan penyimpanan suhu rendah untuk memperpanjang daya
simpan.
Perlakuan
terhadap buah yang diberi lapisan lilin sebelum di konsumsi harus dicuci dengan
menggunakan sabun. Tanpa sabun, mustahil lapisan minyak pada lilin pelapis bisa
luntur. Setelah dicuci bersih, buah harus dikeringkan. Jika sudah kering,
simpanlah di lemari pendingin. Bungkuslah buah dalam plastik dengan porsi
sesuai kebutuhan. Plastik penyimpan sebaiknya tidak sering dibuka tutup,
sehingga buah akan segar lebih lama.Contoh sayur dan buah yang di beri
perlakuan pelilinan ;
§ Mangga
§ Apel
§ Belimbing
§ Pisang
§ jambu biji
§ tomat
§ cabe merah
§ buncis
§ ketimun
D.
Cara penyimpanan
sayur dan buah setelah di beri perlakuan tambahan pelilinan .
Cara pembuatan emulsi lilin :
o Lilin dipanaskan
sampai cair (suhu 90-95oC)
o Masukkan asam
oleat sedikit demi sedikit dan perlahan-lahan sambil diaduk(bila
menggunakan stirrer kecepatan 20-100 ppm)
o Tambahkan
trietanolamine, terus diatud dan suhu dipertahankan tetap
o Tambahkan air
(tidak sadah) yang sudah didihkan (90-95oC) dengan pelahan-lahan sambil terus
diaduk
o Dinginkan dengan
cepat menggunakan air mengalir
Untuk
mendapatkan emulsi lilin dengan konsentrasi yang diinginkan dilakukan pengenceran dengan air ( tidak sadah ).
Untuk pemakaiannya sebaiknya digunakan emulsi lilin yang masih segar. Buah dan
sayur yang sudah ditiriskan masukkan ke dalam keranjang kawat kemudian celupkan
ke dalam emulsi lilin ( konsentrasi
6 dan 12 % ) sampai
semuanya terendamselama30-60detik.
Angkat dan tiriskan pada rak penirisan dengan dihembus
udara kering agar pelapisannya merasa pada seluruh permukaan kulit dan tidak
lengket. Simpan pada suhu ruang dan dalam lemari es.
E. CIRI-CIRI MAKANAN YANG MENGANDUNG LILIN
Cirinya adalah
§
Buah berlilin biasanya lebih mengkilat.
§
Untuk mengetahuinya cukup dengan mengerik memakai
pisau dan serbuk- serbuk putih akan berjatuhan.
§
Untuk memastikan, jika serbuk tadi dibakar akan
meleleh.
§
Daging buah yang dilapis lilin biasanya sudah tidak
segar.
§
Cara lain adalah membakar langsung buah. Jika
mengandung lapisan lilin, kulitnya basah seperti minyak.
F.
Efek bagi kesehatan :
Pelilinan sangat membahayakan kesehatan tubuh, karena
tubuh kita butuh waktu lama untuk mencerna lilin. Jika zat ini terus menumpuk
dalam tubuh, kemungkinan kita untuk terkena penyakit kanker sangatlah tinggi.
Misalnya, kanker hati, usus, atau leukimia.
Lilin atau Wax sebagai Pengawet pada Buah-buahan Mengkonsumsi buah-buahan sangat baik
bagi tubuh kita. Mungkin anda pernah memetik sebuah anggur untuk mencicipi dan
mengetahui rasa anggur tersebut. Namun sebaiknya cuci terlebih dahulu sebelum
mengkonsumsinya. Jika anda sering mengkonsumsi buah apel, pir, ataupun
anggur, pasti anda pernah melihat warna keputihan pada buah-buahan tersebut,
dan apabila dipegang terasa licin.
Itulah wax atau lilin yang ada
pada lapisan kulit buah-buahan tersebut. Wax atau lilin seringkali digunakan
untuk mengawetkan buah-buahan. Sifat lilin yang kedap air berfungsi agar supaya
cairan pada buah-buahan tidak cepat menguap dan mencegah buah-buahan tersebut
kering.
Sebelum dipanen, buah-buahan memang memiliki lapisan
wax atau lilin alami yang melapisi permukaan kulitnya. Namun pada saat dipanen,
biasanya lapisan ini hilang dan untuk tetap menjaga kesegarannya , diberikan lapisan
wax atau lilin buatan yang strukturnya mirip dengan yang dikeluarkan tanaman
secara alami . Selain berfungsi untuk mengurangi penguapan, lapisan ini juga
berfungsi untuk melindungi buah-buahan dari parasit dan jamur yang dapat
membuat buah-buahan cepat busuk dan rusak.
Menurut FDA (Food and Drug Administrasi), lapisan
lilin yang digunakan pada buah-buahan berasal dari bahan alami yang aman untuk
semua jenis makanan. Wax yang digunakan adalah jenis food grade yang
khusus untuk makanan dan terbuat dari madu atau dari bahan alami
lainnya.Walaupun aman, namun sebaiknya anda mencuci buah-buahan terlebih dahulu
dengan air hangat sebelum mengkonsumsinya, karena wax mempunyai sifat tidak
dapat dicerna oleh tubuh kita.
Secara alami sebenarnya buah mengeluarkan lapisan
lilin atau wax untuk melapisi permukaan kulitnya. Lilin atau wax pada buah ini
bermanfaat untuk melindungi dan menjaga kesegaran dari buah itu sendiri.Namun lilin alami ini akan hilang pada saat buah dipanen dan dicuci oleh petani.
Untuk melindungi buah dan menjaga kesegaran buah, pengusaha biasanya melapisi
kembali buah tersebut dengan wax atau lilin buatan.
Wax atau lilin buatan ini mempunyai struktur yang
mirip dengan lilin yang dikeluarkan secara alami oleh tanaman. Dengan adanya
lapisan lilin, maka penguapan air dapat dicegah, sehingga kesegaran buah dapat
terjaga sekaligus melindungi buah dari parasit dan jamur yang dapat membuat
buah cepat busuk dan rusak.
Sedangkan Menurut Food and Drug Administration (FDA) Amerika, seperti dikutip dari Go
Ask Alice, Senin (8/2/2010), lapisan lilin yang banyak dipakai pada buah-buahan
berasal dari bahan alami (non petroleum-based) dan aman dipakai untuk semua
jenis makanan.FDA mengatakan bahwa lapisan lilin ditujukan untuk membuat buah
tetap terlindungi selama masa transportasi, penyimpanan, penjualan, memperbaiki
penampilan dan meningkatkan selera, menjaga kelembaban buah, mencegah tumbuhnya
jamur serta menjaga buah tersebut dari benturan fisik.Satu pon lilin bisa
digunakan untuk melapisi sekitar 160.000 buah. Namun tak perlu khawatir,
lapisan lilin tersebut bisa hilang dengan mencucinya lagi dengan air mengalir
sebelum dikonsumsi atau dimasak.Untuk mengetahui apakah suatu bahan makanan
mengandung wax atau tidak, bisa dicari tulisan pada kemasan berupa 'Coated with
food-grade vegetable-,petroleum-, beeswax-, atau shellac- based wax atau resin
to maintain freshness'.
Wax yang digunakan untuk melapisi buah dan sayur
adalah wax jenis food grade (khusus untuk makanan), terbuat dari madu atau yang
terbuat dari tanaman. Wax bersifat 'indegistible' maka wax tidak akan dapat
hancur oleh enzim pencernaan dan tidak dapat diserap oleh tubuh tapi aman
apabila termakan oleh manusia.Namun jika Anda masih
merasa khawatir mengonsumsi buah-buahan yang mengandung lapisan lilin,
sebaiknya Cuci buah terlebih dahulu sebelum dihidangkan tapi jangan cuci jika
akan disimpan karena akan cepat rusak. Karena wax adalah lemak, maka
cucilah menggunakan air hangat agar wax dapat cepat larut dalam air atau
gunakan cairan khusus untuk mencuci sayur dan buah.Jika Anda masih
ragu, sebaiknya konsumsi buah yang sudah dikupas karena wax tidak akan dapat
menembus hingga ke daging buah.
BAB III
PENUTUP
I.
Kesimpulan
Pangan
secara umum bersifat mudah rusak ( perishable ), karena kadar air yang terkandung di dalamnya
sebagai faktor utama penyebab kerusakan pangan itu sendiri. Semakin tinggi kadar air suatu
pangan, akan semakin besar kemungkinan kerusakannya baik sebagai akibat
aktivitas biologis internal (metabolisme) maupun masuknya mikroba perusak.Untuk mengawetkan makanan dapat
dilakukan dengan beberapa teknik baik yang menggunakan teknologi tinggi maupun
teknologi sederhana. Caranya pun beragam dengan berbagai tingkat kesulitan. Namun inti dari perlakuan
Tambahan makanan adalah suatu upaya untuk menahan laju
pertumbuhan mikro organisme pada
makanan.
II.
SARAN
Bagi produsen makanan hendaknya jangan hanya ingin
mendapat keuntungan yang besar tetapi juga memperhatikan aspek kesehatan bagi
masyarakat yang mengkonsumsinya yaitu
dengan menggunakan zat aditf yang tidak membahayakan bagi kesehatan.
Semoga artikel pengawetan bahan makanan dengan cara Pelilinan (Wax) bermanfaat bagi Anda. Jika kamu suka dengan artikel pengawetan bahan makanan dengan cara Pelilinan (Wax) ini, like dan bagikan ketemanmu.
Ada no kontak yg bisa dihubungi? Ada yg ingin saya tanyakan tentang penelitian beeswax, trims
Post a Comment