Sakit dan Penyakit
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Rendahnya
utilisasi/penggunaan fasilitas kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit dsb
seringkali kesalahan atau penyebabnya dilemparkan kepada faktor jarak antara
fasilitas tersebut dengan masyarakat yang terlalu jauh, tarif yang tinggi,
pelayanaan yang tidak memuaskan dan sebagainya[1]. sehingga
masyarakat melupakan betapa pentingnnya kesehatan.
Sedangkan arti
penyakit/disease adalah suatu bentuk reaksi biologis terhadap suatu
organisme,benda asing atau luka(injury) . Hal ini adalah
suatu fenomena yang objektif yang di tandai oleh perubahan fungsi-fungsi tubuh.
Sedangkan sakit/illnes adalah penilaian seseorang terhadap penyakit sehubungan
dengan pengakaman yang langsung dialaminya. Hal ini merupakan fenomena
subjektif yang ditandai dengan perasaan tidak enak(feeling unwell)[2] . Akan tetapi
ada suatu konsep dari suatu masyarakat yaitu bahwa sehat adalah orang yang
dapat bekerja atau menjalankan pekerjaan sehari-harinya sedangkan dimana
seseorang yang sudah tidak dapat bangkit dari tempat tidur, tidak dapat
menjalankan pekerjaanya sehari-hari dinamakan sakit.
Pelayanan
kesehatan didirikan berdasarkan asumsi bahwa masyarakat membutuhkannya. Namun,
kenyataannya masyarakat baru mencari pengobatan setelah benar-benar tidak dapat
berbuat apa-apa. Hal inin pun bukan berarti mereka harus mencari pengobatan ke
fasilitas-fasilitas modern seperti puskesmas dan rumah sakit akan tetapi juga
ke fasilitas pengobatan tradisional seperti dukun[3].
Pembangunan
kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna
tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dan kesehatan
yang demikian yang menjadi dambaan setiap orang sepanjang hidupnya. Tetapi
datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak meskipun kadang
-kadang bisa dicegah atau dihindari.
Undang-undang
Kesehatan No. 23 tahun 1992 memberikan batasan: kesehatan sejahtera badan,
jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomi. Kesehatan menurut WHO mengatakan bahwa kesehatan adalah keadaan
sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial, dan tidak hanya bebas dari
penyakit dan cacat. Hal ini berarti kesehatan seseorang tidak hanya di ukur
dari aspek fisik, mental, dan sosial saja tapi juga di ukur dari
produktifitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara
ekonomi.
II.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:
·
Apa yang
dimaksud dengan sikap dan perilaku ?
·
Apa
yang dimaksud dengan kesehatan dan
perilaku kesehatan
?
·
Apa yang
dimaksaud dengan sakit dan penyakit ?
·
Faktor-
faktor apakah yang mempengaruhi perilaku sakit?
·
Bagaimana
persepsi masyarakat dalam suatu penyakit?
·
Hak-hak
dan kewajiban orang sakit?
BAB II
Pembahasan
III.
Apa itu Sikap dan Perilaku
Sebagaimana diketahui perilaku
atau aktivitas yang ada pada individu atau organisme itu tidak timbul dengan
sendirinya ,tetapi sebagai akibat dari stimulus yang akan diterima oleh
organisme yang bersangkutan baik stimulus eksternal maupun internal. menurut
(Wood worth dan Marquis,1957) perilaku atau aktivitas-aktivitas tersebut dalam
pengertian yang luas yaitu Perilaku yang Nampak (overt behavior) dan atau
perilaku yang tidak menampakkan (innert behavior),demikian pula
aktivitas-aktivitas tersebut disamping aktivitas motorik juga termasuk
aktivitas emosional dan kognitif.
Apa
yang telah dipaparkan diatas menujukkan bagaimana perilaku itu muncul sebagai
akibat adanya interaksi anatara stimulus dan organisme sedangkan Bandura(1977)
mengemukakan suatu formulasi mengenai perilaku dan sekaligus dapat memberikan
informasi bagimana peran perilaku itu
terhadap lingkungan dan terhadap individu atau organism yang bersangkutan.
Formulasi bandura berwujud;
B = Behavior
E = Environment
P = Person atau nakan
Maksudnya
adalah Perilaku lingkungan dan individu itu sendiri saling berinteraksi satu
dengan yang lain ini berarti,bahwa perilaku individu dapat berpengaruh pada
lingkungan sedangkan lingkungan dapat mempengarui indvidu.[4]
Lalu
pengertian Sikap sendiri apa?,apakah sama dengan perilaku?.yakni sikap yang
diekspresikas (expressed attutudes) merupakan sesuatu yang dipengaruhi oleh
keadan sekitarnya,sedangkan expressed attitudes adalah merupakan perilaku
.orang tdak dapat mengukur sikap orang secara langsung ,,maka yang diukur
adalah sikap yang Nampak dan sikap yang Nampak adalah perilaku bias digambarkan
seperti ini:
Other influences
Expressed attitudes
Behavior
Other influences
(mayers ,1983:38)
Maksudnya
yakni sikap itu merupakan organisasi pendapat ,keyakinan seseorang mengenai
objek atau situasi yang relative ajeg yang disertai adanya perasaan tertentu
dan memberika dasar kepada orang disertai adanya perasan tertentu dan respons
atau berprilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya.sikap dan perilaku ini
saling berkaitan dengan maslah kesehatan.[5]
IV.
Apa Kesehatan dan Perilaku kesehatan
Kesahatan adalah salah satu konsep
yang sering digunakan tapi sukar untuk dijelaskan. Kesehatan dapat diartikan
keadaan (status) sehat utuh,secara fisik , mental (rohani) dan social dan bukan
hanya keadaan yang bebas dari penyakit ,cacat dan kelemahan[6].
Sakit
(illenes) dan penyakit (disease) meskipun sangat berkaitan ,namun mencerminkan
suatu perbedaan yang fundamental dan konsepsional tentang periode
sakit.menutrut Cassel;“ sakit adalah apa yang dirasakan pasien saat dia pergi
kedokter sedangkan penyakit adalah apa yang didapatnya sepulang dari pergi
kedokter”. (Helman,1990).jadi penyakit adalah sesuatu yang dimiliki suatu
organ, sedangkan illness adalah sesuatu yang dimiliki seseorang.[7]
Sedangkan perilaku kesehatan yakni
tindakan secara langsung diamati dan jelas tetapi juga kejadian mental dan
keadaan perasaan yang diteliti dan diukur secara tidak langsung.[8]
Hubungan kesehatan dan perilaku
menurut badan WHO(world healt organization) berargumen bahwa tidak hanya penyakit atau
lukayang harus diperhatikan ,tetapi juga secara lebih umum yakni masalah status kesehatan dan keadaan
kesehatan.[9]
Masalah kesehatan merupakan
masalah kompleks yang merupakan resultante dari berbagai masalah lingkungan
yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia, sosial budaya, perilaku,
populasi penduduk, genetika, dan sebagainya.Derajat kesehatan masyarakat yang
disebut sebagai psycho socio somatic health well being, merupakan resultante
dari 4 faktor yaitu:
·
Environment atau lingkungan.
·
Behaviour atau perilaku,Antara yang pertama dan
kedua d ihubungkan dengan ecological balance.
·
Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh
populasi,distribusi penduduk, dan sebagainya.
·
Health care service berupa program
kesehatan yang bersifat preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
·
Dari
empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang
paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan
masyarakat.
·
Perilaku
sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh faktor -faktor
seperti kelas sosial, perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka ancaman kesehatan yang
sama (yang ditentukan secara klinis), bergantung dari variabel-variabel
tersebut dapat menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan pasien.
V.
Apa itu sakit dan penyakit
Pengertian sakit menurut etiologi
naturalistik dapat dijelaskan dari segi impersonal dan sistematik, yaitu bahwa sakit
merupakan satu keadaan atau satu hal yang disebabkan oleh gangguan terhadap
sistem tubuh manusia. Sedangkan arti penyakit/disease adalah suatu bentuk
reaksi biologis terhadap suatu organisme,benda asing atau luka. [10]Hal
ini adalah suatu fenomena yang objektif yang di tandai oleh perubahan fungsi-fungsi
tubuh. Penyakit merupakan suatu fenomena kompleks yang berpengaruh
negatif terhadap kehidupan manusia. Perilaku dan cara hidup manusia dapat
merupakan penyebab bermacam-macam penyakit baik di zaman primitif maupun di
masyarakat yang sudah sangat maju peradaban dan kebudayaannya.
Ditinjau dari segi biologis
penyakit merupakan kelainan berbagai organ tubuh manusia, sedangkan dari segi
kemasya - rakatan keadaan sakit dianggap sebagai penyimpangan perilaku dari
keadaan sosial yang normatif. Penyimpangan itu dapat disebabkan oleh kelainan
biomedis organ tubuh atau lingkungan manusia, tetapi juga dapat disebabkan oleh
kelainan emosional dan psikososial individu bersangkutan. Faktor emosional dan
psikososial ini pada dasarnya merupakan akibat dari lingkungan hidup atau
ekosistem manusia dan adat kebiasaan manusia atau kebudayaan.
VI.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Perilaku Sakit
v Faktor Internal
o
Persepsi
individu terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami Klien akan segera mencari
pertolongan jika gejala tersebut dapat mengganggu rutinitas kegiatan
sehari-hari.
o Asal atau Jenis
penyakit Pada penyakit akut dimana gejala relatif singkat dan berat serta
mungkin mengganggu fungsi pada seluruh dimensi yang ada, maka klien bisanya
akan segera mencari pertolongan dan mematuhi program terapi yang diberikan.
v Faktor eksternal
·
Gejala
yang Dapat Dilihat Gajala yang terlihat dari suatu penyakit dapat mempengaruhi
Citra Tubuh dan Perilaku Sakit.
·
Kelompok
Sosial Kelompok sosial klien akan membantu mengenali ancaman penyakit, atau
justru meyangkal potensi terjadinya suatu penyakit.
·
Latar
Belakang Budaya Latar belakang budaya dan etika mengajarkan seseorang bagaimana
menjadi sehat, mengenal penyakit, dan menjadi sakit.
·
Ekonomi Semakin tinggi tingkat ekonomi
seseorang biasanya ia akan lebih cepat tanggap terhadap gejala penyakit yang ia
rasakan.
·
Kemudahan
Akses Terhadap Sistem Pelayanan Dekatnya jarak klien dengan RS, klinik atau
tempat pelayanan medis lain sering mempengaruhi kecepatan mereka dalam memasuki
sistem pelayanan kesehatan.
·
Dukungan
Sosial Dukungan sosial disini meliputi beberapa institusi atau perkumpulan yang
bersifat peningkatan kesehatan.
Selanjutnya
masyarakat menggolongkan penyebab sakit ke dalam 3 bagian yaitu :
ü Karena pengaruh
gejala alam (panas, dingin) terhadap tubuh manusia
ü Makanan yang
diklasifikasikan ke dalam makanan panas dan dingin.
ü Supranatural
(roh, guna-guna, setan dan lain-lain.).
VII.
Presepsi
masyarakat dalam suatu Penyakit
Untuk mengobati
sakit yang termasuk dalam golongan pertama dan ke dua, dapat digunakan obat
-obatan, ramuanramuan,pijat, kerok, pantangan makan, dan bantuan tenaga
kesehatan. Untuk penyebab sakit yang ke tiga harus dimintakan bantuan dukun,
kyai dan lain-lain. Dengan demikian upaya penanggulangannya tergantung kepada
kepercayaan mereka terhadap penyebab sakit.Beberapa contoh penyakit pada bayi
dan anak sebagai berikut :
1. Sakit demam dan
panas.
Penyebabnya
adalah perubahan cuaca, kena hujan, salah makan, atau masuk angin.
Pengobatannya adalah dengan cara mengompres dengan es, oyong, labu putih yang
dingin atau beli obat influensa. Di Indramayu dikatakan penyakit adem meskipun
gejalanya panas tinggi, supaya panasnya turun.Penyakit tampek (campak) disebut
juga sakit adem karena gejalanya badan panas.
2. Sakit
mencret (diare).
Penyebabnya
adalah salah makan, makan kacang terlalu banyak, makan makanan pedas, makan
udang, ikan, anak meningkat kepandaiannya, susu ibu basi, encer, dan lain
-lain.Penanggulangannya dengan obat tradisional misalkan dengan pucuk daun
jambu dikunyah ibunya lalu diberikan kepada anaknya (Bima Nusa Tenggara Barat)
obat lainnya adalah Larutan Gula Garam (LGG), Oralit, pil Ciba dan lain
-lain.Larutan Gula Garam sudah dikenal hanya proporsi campurannya tidak tepat.
3. Sakit kejang-kejang
Masyarakat pada
umumnya menyatakan bahwa sakit panas dan kejang-kejang disebabkan oleh hantu.
Di Sukabumi disebut hantu gegep, sedangkan di Sumatra Barat disebabkan hantu
jahat. Di Indramayu pengobatannya adalah dengan dengan pergi ke dukun atau
memasukkan bayi ke bawah tempat tidur yang ditutupi jaring.
4.Sakit tampek (campak)
Penyebabnya
adalah karena anak terkena panas dalam,anak dimandikan saat panas terik, atau
kesambet. DiIndramayu ibu-ibu mengobatinya dengan membalur anak dengan asam kawak,
meminumkan madu dan jeruk nipis atau memberikan daun suwuk, yang menurut
kepercayaan dapat mengisap penyakit.
Persepsi
masyarakat mengenai terjadinya penyakit berbeda antara daerah yang satu dengan
daerah yang lain, karena tergantung dari kebudayaan yang ada dan berkembang
dalam masyarakat tersebut. Persepsi kejadian penyakit yang berlainan dengan
ilmu kesehatan sampai saat ini masih ada dimasyarakat; dapat turun dari satu
generasi ke generasi berikutnya dan bahkan dapat berkembang luas. Oleh karena
itu dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan di puskesmas-puskesmas perlu
ditunjang dengan adanya penelitian-penetian social budaya masyarakat, persepsi
dan perilaku masyarakat tersebut terhadap sehat sakit. Bila diperoleh data
bahwa masyarakat masih mempunyai persepsi sehat-sakit yang berbeda dengan kita
maka kita dapat melakukan pembetulan konsep sehat sakit itu melalui pendidikan
kesehatan masyarakat. Dengan demikian pelayanan yang kita berikan akan diterima
oleh masyarakat.
VIII.
Hak dan Kewajiban orang sakit
Hak orang sakit
yang pertama adalah bebas dari segala tanggung jawab sosial yang normal.
Artinya, orang yang sedang sakit mempunyai hak untuk tidak melakukan pekerjaan
sehari-hari yang biasa dia lakukan. Hal ini boleh dituntut, namun tidak mutlak.
Maksudnya, tergantung dari tingkat keparahan atau tingkat persepsi dari
penyakit tersebut[11].
Tuntutan yang kedua adlah kepada organisasi kerja dan yang ketiga adla tuntutan
hak sakit kepada organisasi-organisasi masyarakat di mana si sakit menduduki
posisi dan menjalankan peran. Kedua tuntutan ini boleh langsung maupun melalui
lembaga keluarga dan bahkan melalui lembaga pelayanan kesehatan seperti surat
cuti dokter dan sebagainya.
Di
samping haknya dapat dituntut, orang yang sedang sakit juga mempunyai kewajiban
yang harus dipenuhi. Pertama orang yang sakit mempunyai kewajiban untuk sembuh
dari penyakitnya. Dalam hal ini si sakit dapat menjalankan kewajibanya mencari
penyembuhan sendiri atau minta bantuan orang lain. Apabila prinsip ini
diterapkan di dalam masyarakat maka kewajiban tersebut ada pada masyarakat maka
kewajiban tersebut ada pada masyarakat. Para petugas kesehatan dalam usahanya
ikut melibatkan masyarakat di dalam pelayanan kesehatan masyarakat, sebenarnya
hanya sekedar membantu masyarakat tersebut dalam rangka menjalankan
kewajibannya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
BAB III
PENUTUP
IX.
Kesimpulan
dan Saran
Sedangkan arti penyakit/disease
adalah suatu bentuk reaksi biologis terhadap suatu organisme,benda asing atau
luka. Hal ini adalah suatu fenomena yang objektif yang di tandai oleh perubahan
fungsi-fungsi tubuh. Sedangkan sakit/illnes adalah penilaian seseorang terhadap
penyakit sehubungan dengan pengakaman yang langsung dialaminya. Hal ini
merupakan fenomena subjektif yang ditandai dengan perasaan tidak enak.
Persepsi masyarakat mengenai
terjadinya penyakit berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain,
karena tergantung dari kebudayaan yang ada dan berkembang dalam masyarakat
tersebut. Persepsi kejadian penyakit yang berlainan dengan ilmu kesehatan
sampai saat ini masih ada dimasyarakat; dapat turun dari satu generasi ke
generasi berikutnya dan bahkan dapat berkembang luas.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Perilaku Sakit:
1.
Faktor Internal
·
Persepsi
individu terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami
·
Asal
atau Jenis penyakit
2.
FaktorEksternal
a)
Gejala
yang Dapat Dilihat Gajala yang terlihat dari suatu penyakit dapat mempengaruhi
Citra Tubuh dan Perilaku Sakit.
b)
Kelompok
Sosial
c)
Latar
Belakang Budaya
d)
Ekonomi
e)
Kemudahan
Akses Terhadap Sistem Pelayanan
f)
Dukungan
Sosial
Hak orang sakit yang pertama
adalah bebas dari segala tanggung jawab sosial yang normal. Artinya, orang yang
sedang sakit mempunyai hak untuk tidak melakukan pekerjaan sehari-hari yang
biasa dia lakukan. orang yang sedang sakit juga mempunyai kewajiban yang harus
dipenuhi. Pertama orang yang sakit mempunyai kewajiban untuk sembuh dari
penyakitnya. Dalam hal ini si sakit dapat menjalankan kewajibanya mencari
penyembuhan sendiri atau minta bantuan orang lain.
[2] Ibid. hal:180.
[3] Ibid .hal :181
[4] Walgito .Prof Dr
bimo.2009.Psikologi social.yogyakarta.CV.Andi offset.Hal:17
[5] Walgito .Prof Dr
bimo.2009.Psikologi social.yogyakarta.CV.Andi offset.Hal:125
[6] Smet,Bart.1994.psikologi kesehatan.jakarta.PT Grasindo.hal:7
[7] Ibid .hal:8
[8] Ibid .hal:10
[9] Ibid .hal: 20
[10] Ibid.hal :179
Semoga artikel Sakit dan Penyakit bermanfaat bagi Anda. Jika kamu suka dengan artikel Sakit dan Penyakit ini, like dan bagikan ketemanmu.
Post a Comment