Monday, May 27, 2013

Ilmu gizi daur Kehidupan "Lansia"


BAB I
PENDAHULUAN

Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan metabolismenya. Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya, selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia.

Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar dari kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan dan ginjal.

Batasan usia Lansia :
•Durmin (1992) membagi lansia menjadi young elderly (65-74 tahun) dan older elderly (75 tahun keatas).
•Munro (1987) membagi older elderly menjadi 2 yaitu usia75-84 dan 85 tahun keatas
•M. Alwi Dahlan : lansia adalah orang yang telah berusia 60 tahun atau sudah masuk pada masa pensiun

Keberhasilan pembangunan terutama di bidang kesehatan secara tidak langsung telah menurunkan angka kesakitan dan kematian penduduk serta meningkatkan usia harapan hidup Indonesia di tahun 2000 yaitu sekitar 64,5 tahun. Menurut UU no. 13 tahun 1998 meskipun tidak sekaligus hal ini berarti peningkatan mutu kehidupan akan menimbulkan perubahan struktur penduduk dan sekaligus menambah jumlah penduduk berusia lanjut (Arisman, 2004: 76).

Kesehatan dan gizi merupakan hak asasi manusia dan merupakan faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Dengan pesatnya perkembangan IPTEK yang meliputi berbagai bidang termasuk kesehatan telah dirumuskan paradigma sehat di mana perencanaan dan pelaksanaannya pembangunan di semua sektor agar mempertimbangkan dampak positif dan dampak negatif pada status kesehatan individu, keluarga dan masyarakat. Untuk mewujudkan paradigma sehat tersebut telah ditetapkan Visi dan Misi Indonesia sehat 2010. Seiring kemajuan tingkat perawatan kesehatan dan penurunan jumlah kelahiran, jumlah penduduk usia lanjut juga semakin meningkat. Berdasarkan dari data Badan Pusat Statistik jumlah populasi usia lanjut di Indonesia yaitu sejumlah 14.439.967 orang atau 7,18 % . Bahwa jumlah usia lanjut di Indonesia semakin bertambah akan membawa pengaruh besar di dalam pengelolaan masalah kesehatannya dan kesejahteraannya.(Republika,2005)

Saat ini angka kesakitan akibat penyakit degeneratif meningkat jumlahnya disamping masih ada kasus penyakit infeksi dan kekurangan gizi lebih kurang dari 74% usia lanjut menderita penyakit kronis. Adapun lima utama penyakit yang banyak diderita adalah anemia (50%), ISPA (12,2%), kanker (12,2%), tbc (11,5%) dan penyakit jantung pembuluh darah (29%). Masalah gizi yang sering diderita di usia lanjut adalah kurang gizi, kondisi kurang gizi tanpa disadari karena gejala yang muncul hampir tak terlihat sampai usia lanjut tersebut telah jatuh dalam kondisi gizi buruk (Depkes,2003).

Bertambahnya usia bukan menjadi penghalang untuk mendapatkan asupan zat gizi yang cukup dan berkualitas. Pertambahan usia akan menimbulkan beberapa perubahan baik secara fisik maupun mental. Perubahan ini akan mempengaruhi kondisi seseorang dari aspek psikologis, fisiologis dan sosial ekonomi sebagian besar kebutuhan zat gizi para lansia mengalami penurunan.

BAB II
ISI

II.1. Kebutuhan Energi dan zat gizi
Tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG) menurut Muhilal, 2002.
GOL. UMUR
BB FAO
BB Ind
Energi
Protein
Laki-laki




51 – 65 th
65
62
2200
50
> 65 th
65
62
1900
50
wanita




50 – 64 th
55
54
1900
44
> 65 th
55
54
1700
44

AKG digunakan hanya untuk manusia sehat menurut IMT. Setelah status gizinya diketahui, kemudian dikonversikan dengan tabel diatas. Untuk kebutuhan zat gizi makro, kita menggunakan acuan :
Protein : 10 % – 15 %
Lemak : 20% - 25 %
Karbohidrat : 50% - 60%

Kebutuhan energi Manusia secara garis besar dapat dibedakan menjadi kebutuhan energi dasar (angka metabolisme basal / AMB) dan aktivitas kerja. Kedua kebutuhan energi tersebut jika dijumlahkan disebut kebutuhan energi total, yaitu energi yang dibutuhkan tubuh dalam sehari.

Metabolisme Basal
Angka metabolisme basal adalah kebutuhan minim energi untuk melakukan proses tubuh yang vital. Kegiatan vital meliputi mempertahankan tonus otot, sistem peredaran darah, pernafasan, kelenjar juga untuk metabolisme dalam sel.

Faktor faktor yang mempengaruhi angka metabolisme basal adalah bentuk tubuh, berat badan, tinggi, usia, dan jenis kelamin. AMB tergantung dari perbandingan prosentase antara masa otot dan lemak tubuh. Otot membutuhkan lebih banyak energi daripada Lemak. Rata-rata pria memiliki lebih banyak masa otot dan sedikit jaringan lemak daripada wanita, oleh karena itu AMBnya rata-rata 10% lebih tinggi. Jika seseorang memperbesar masa ototnya, misalkan melalui olah raga, secara otomatis juga memperbesar AMBnya. Sirkulasi hormon, stress, demam, obat-obatan atau perubahan cuaca mempengaruhi AMB.

Tabel AMB berdasar Berat Badan
Usia
Wanita
Pria

BB (kg)
AMB
BB (kg)
AMB
51 - 64
57
1270 kcal
72
1580 kcal
über 64
55
1170 kcal
68
1410 kcal

Sumber : http://www.onmeda.de

Untuk menghitung total kalori yang dibutuhkan dapat menggunakan yang disebut PAL-Faktor (physical activity level) sebagai alat ukur untuk aktivitas kerja. Aktivitas yang berbeda diatur disini dalam PAL-Faktor, dimana dikalikan dengan AMB. Dengan kata lain kebutuhan energi seorang individu sehari :
Kebutuhan total energi = AMB x PAL-Faktor

Aktivitas fisik
PAL-Faktor
Tidur
0,95
Hanya duduk atau tiduran
1,2
Aktivitas duduk dengan sedikit atau tanpa aktivitas lain di waktu senggang, contoh : Pekerja Kantor
1,4 - 1,5
Aktivitas duduk dengan aktivitas lain, contoh : Mahasiswa, Buruh pabrik, pekerja Laboratorium, Sopir truk
1,6 - 1,7
Aktivitas berjalan atau berdiri, contoh : Penjual, Pelayan restoran, Mechaniker, ibu rumah tangga
1,8 - 1,9
Pekerjaan dengan beban berat, contoh : Kuli bangunan
2,0 - 2,4
Sumber : http://www.onmeda.de
Dalam penghitungan PAL-Faktor diambil rata-ratanya kemudian dikalikan dengan AMB. PAL-total = [PAL Bekerja + PAL Waktu senggang + PAL Tidur] / 3

Contoh penghitungan :
Seorang pedagang (PAL bekerja = 1,8) wanita berusia 60 tahun (BB = 57 kg; AMB = 1270 kcal), dalam waktu senggang melakukan aktivitas duduk dan tiduran (PAL = 1,2).

Dihitung terlebih dahulu PAL-total = (1,8 + 1,2 + 0,95) / 3 = 1,3. Selajutnya PAL-total dikalikan dengan AMB. Maka kebutuhan energi yang bersangkutan adalah 1,3 x 1270 kcal = 1651 kcal perhari.

II.2. Pedoman Gizi Seimbang
Untuk meningkatkan  pemahaman  dan  kemampuan masyarakat  mengkonsumsi makanan, perlu dimasyarakatkan perilaku yang baik dan benar sesuai dengan kaidah Ilmu Gizi. Perilaku ini diwujudkan dalam bentuk pesan dasar gizi seimbang, yang pada hakikatnya merupakan perilaku konsumsi yang baik dan benar untuk bangsa Indonesia.

A.  KONSEP DASAR GIZI  SEIMBANG

      Ilmu Gizi adalah ilmu yang mempelajari cara memberikan makanan yang sebaik baiknya agar tubuh selalu dalam kesehatan yang optimal.

      Pemberian makanan yang sebaik-baiknya harus memperhatikan kemampuan tubuh seseorang mencerna makanan, umur, jenis kelamin, jenis aktivitas, dan kondisi lain seperti sakit, hamil, menyusui.

      Untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan 5 kelompok zat gizi (karbohidrat , protein, lemak, vitamin dan mineral) dalam jumlah cukup, tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan. Di samping itu, manusia memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses faali dalam tubuh.  Apabila kelompok zat gizi tersebut diuraikan lebih rinci, maka terdapat lebih dari 45 jenis zat gizi.

      Secara alami, komposisi zat gizi setiap jenis makanan memiliki keunggulan dan kelemahan tertentu. Beberapa makanan mengandung tinggi karbohidrat tetapi kurang vitamin dan mineral. Sedangkan beberapa makanan lain kaya vitamin C tetapi miskin vitamin A.

      Apabila konsumsi makanan sehari-hari kurang beranekaragam, maka akan timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan  zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat dan produktif. Dengan mengonsumsi makanan sehari-hari  yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis makanan lain, sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang.
Jadi, untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan, melainkan harus terdiri dari aneka ragam bahan makanan.

      Keterangan di atas juga berarti  ada saling ketergantungan antar zat gizi. Misalnya penyerapan yang optimun dari masukan vitamin A memerlukan kehadiran lemak sebagai zat pelarut dan mengangkut vitamin A ke seluruh bagian tubuh. Selain itu, apabila cadangan mangan (Mn) di dalam tubuh kurang, maka vitamin A juga tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh secara optimal. Contoh lain, diperlukan vitamin C yang cukup dalam makanan untuk meningkatkan penyerapan zat besi (Fe).

      Pada masa lampau, susu seringkali mendapat pujian, karena bernilai gizi tinggi. Makanan lain dinilai rendah karena kurang bergizi. Sesuai konsep keterkaitan antarzat gizi,  sudah saatnya penilaian kualitas makanan yang didasarkan pada pengagungan terhadap kandungan zat gizi mulai ditinggalkan. Kini saatnya memasyarakatkan adanya ketergantungan antarzat gizi atau antarberbagai jenis makanan. Setiap jenis makanan memiliki peranan masing-masing dalam menyeimbangkan masukan zat gizi sehari-hari.

B.  12 PESAN DASAR GIZI SEIMBANG

      Sekali lagi, upaya menanggulangi masalah gizi ganda, yakni gizi kurang dari gizi lebih, adalah membiasakan mengonsumsi hidangan sehari-hari dengan susunan zat gizi yang seimbang. Untuk maksud tersebut, ada 12 Pesan Dasar Gizi Seimbang yang perlu diikuti.
  1. MAKANLAH ANEKA RAGAM MAKANAN
  2. MAKANLAH MAKANAN UNTUK MEMENUHI KECUKUPAN ENERGI
  3. PILIHLAH MAKANAN BERKADAR LEMAK SEDANG DAN RENDAH LEMAK JENUH
  4. GUNAKAN GARAM BERYODIUM
  5. MAKANLAH MAKANAN SUMBER ZAT BESI
  6. BERIKAN ASI SAJA PADA BAYI SAMPAI UMUR 4 BULAN DAN TAMBAHKAN MP-ASI SESUDAHNYA
  7. BIASAKAN MAKAN PAGI
  8. MINUMLAH AIR BERSIH, AMAN YANG CUKUP JUMLAHNYA
  9. LAKUKAN AKTIVITAS FISIK DAN SECARA TERATUR
  10. HINDARI MINUM MINUMAN BERALKOHOL
  11. MAKANLAH MAKANAN YANG AMAN BAGI KESEHATAN
  12. BACALAH LABEL PADA MAKANAN YANG DIKEMAS

II.3. Masalah Gizi

1. Gizi berlebih
Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalagi pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi.

2. Gizi kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah sosial ekonomi dan juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi.
3. Kekurangan vitamin
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.

II.4. Karakteristik Menu dan Contoh menu sehari lengkap

Syarat dalam penyusunan menu lansia
Menu hendaknya mengandung zat gizi dari beranekaragam bahan makanan yang terdiri dari zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi oleh usia lanjut adalah 50% dari Hidrat Arang yang bersumber dari karbohidrat kompleks.
Jumlah lemak dalam makanan dibatasi, yang 20-25% dari total kalori.
Jumlah protein yang dikonsumsi sebaiknya 10-15% dari total kalori.
Makanan sebaiknya mengandung serat dalam jumlah besar yang bersumber pada buah, sayur dan beraneka pati, yang dikonsumsi dengan jumlah yang bertahap.
Menggunakan bahan makanan yang tinggi kalsium, seperti susu non fat, yoghurt, ikan.
Makanan mengandung zat besi (Fe) dalam jumlah besar, seperti kacang-kacangan, hati,daging, bayam atau sayuran hijau.
Membatasi penggunaan garam. Perhatikan label makanan yang mengandung garam, seperti adanya monosodium glutamat, sodium bikarbonat, sodium citrat.
Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan makanan yang segar dan mudah dicerna.
Hindari bahan makanan yang mengandung alkohol dalam jumlah besar.
Makanan sebaiknya yang mudah dikunyah, seperti bahan makanan lembek.
Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya diatur merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang kecil.
Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang kurangi makanan yang digoreng
Contoh menu sehari :
Pagi : Bubur ayam
Jam 10.00 : Roti
Siang : Nasi, pindang telur, sup, pepaya
Jam 16.00 : Nagasari
Malam : Nasi, sayur bayam, tempe goreng, pepes ikan, pisang

BAB III
PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Pada usia lanjut secara umum terjadi penurunan fungsi organ, misalnya kesehatan mulut buruk : penyakit gigi dan gusi, susah menelan, dan mulut kering. Sehingga nafsu makan menurun.

Selain itu kemunduran dan kelemahan lansia yang lain : Pergerakan dan kestabilan terganggu, intelektual terganggu (mudah lupa), Infeksi, kontipasi, dan mal nutrisi. Serta kemunduran proses penyembuhan.

III.2. Saran

Keluarga atau perawat dituntut untuk lebih sabar dan telaten dalam memenuhi kebutuhan lansia tersebut, karena pada dasarnya banyak menggantungkan diri pada orang lain.


DAFTAR PUSTAKA





MB, Arisman, Dr., Gizi Dalam Daur Kehidupan, 2007, Jakarta : Penerbit buku Kedokteran ECG.


Semoga artikel Ilmu gizi daur Kehidupan "Lansia" bermanfaat bagi Anda. Jika kamu suka dengan artikel Ilmu gizi daur Kehidupan "Lansia" ini, like dan bagikan ketemanmu.

Post a Comment

MemeCece - All Right Reserved.Powered By Blogger
Meme Cece, Template Edit by : Idho Zander